google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Misteri Kuburan Aidit

Menurut cerita yang berkembang, kuburan Aidit berada di Boyolali, Jawa Tengah. Tempatnya sunyi dan tersembunyi, dipenuhi kerikil-kerikil tajam yang penuh dengan tanaman labu dan ubi jalar disekelilingnya. Pohon mangga dan jambu berada dikanan dan kiri menaungi. Tak terlihat tanda-tanda adanya sumur tua dipekarangan belakang gedung tua itu. Daerah ini dulunya adalah bagian dari kompleks markas  TNI Angkatan Darat, Batalyon 444 di Boyolali, Jawa Tengah.  Meski keadaan pekarangan tersebut sunyi dan hening, namun di tempat itu dulunya pernah ada sumur tua. Tempat dimana jenazah Dipa Nusantara Aidit dibuang.


Selasa Wage, 23 November 1965 peluru-peluru para tentara dimuntahkan dari ujung senapan. Dada Aidit berlubang dan terkoyak, Menteri Koordinasi sekaligus Wakil Ketua MPRS itu tumbang dan jatuh terjungkal masuk kedalam sumur tua.

Salah seoran Mustayar N.U Boyolali yang bernama Tamam Saemuri mengatakan, pada tahun 1965, waktu iu malam hari. Dalam sebuah rapat organiss massa dipendopo kabupaten ia bertemu dengan Kolonel Yasir Hadibroto. Ketika itu, Taman merupakan seorang tokoh gerakan pemuda Anshor, ormas yang sering terlibat langsung dalam operasi pembersihan orang-orang yang diduga terlibat PKI. Tamam bercerita, bahwa saat itu, kolonel Yasir beserta pasukannya telah menghabisi  nyawa Ketua Umum CC PKI, Dipa Nusantara Aidit pada waktu pagi-pagi buta. Kemudian, Kolonel Yasir menunjukkan kepada Tamam, sebuah arloji yang dikenakannya, sambil berkata; "Ini arloji Aidit", katanya. Kemudian Tamam bertanya lagi kepada Kolonel Yasir tentang bagaimana pemimpn PKI itu tewas. Kolonel Yasir lalu menjawab, "Dia diberondong senapan AK sampai habis satu magazine". Dan keterangan dari sumber yang lain pun membenarkan kisah Tamam Saemuri tersebut.

Setelah puluhan tahun berlalu, akhirnya cerita tentang tempat kuburan tersebut terdengar hingga ke putera Aidit yang bernama Ilham Aidit. Beberapa tahun yang lalu, Ilham sendiri pernah mengunjungi tempat yang konon menjadi tepat peristirahatan terakhir ayahnya. Sejak lulus kuliah 1998, secara sembunyi-sembunyi Ilham selalu mencari keberadaan kuburan ayahnya. Waktu itu, Ilham hanya memiliki informasi yg sangat minim sekali lewat koran, bahwa Aidit tewas ditembak di Boyolali. Ilham sempat pula bertanya pada teman-teman dekat ayahnya, namun tidak ada seorang pun yang mengetahui setelah Aidit meninggalkan Jakarta. Upaya-upaya sistematis dilakukan untuk melupakan nama dan sosok Aidit. Sumur tua itupun sudah dua kali di urug batu sejak November 1965. Bekas markas Batalyn 444 juga sudah dibongkar dan hanya disisakan gedung tua sebagai asrama pegawai KODIM (Komando Distrik Militer) Boyolali. Batalyon 444 Boyolali tersebut dahulunya terkenal sebagai kesatuan tentara yang mendukung komunis. Yang salah satunya adalah Letnan Kolonel Untung Syamsuri sebagai komandan kompi yang memimpin aksi penculikan dan pembunuhan para jenderal pada Kamis Kliwon, 30 September 1965.
Sebelum meletus tragedi 1965, Boyolali adalah basis Partai Komunis Indonesia di Jawa Tengah. Dalam perolehan hasil suara Pemilu 1955 dan dua tahun berikutnya pemilihan kepala daerah , di Boyolali juga lebih di dominasi oleh suara-suara dari PKI.


Ilham Aidit dapat menemukan pusara ayahnya ketika, ada sebuah lembaga swadaya masyarakat Boyolali yang menyampaikan kepadanya. Lembaga swadaya masyarakat memiliki sumber-sumber terpercaya dan terlibat langsung dengan operasi pembersihan PKI waktu itu.

Pekarangan dibelakang asrama Kodim yang konon menjadi kuburan Aidit itupun tak disangkal oleh seorang penghuni asrama disana. Dulu pernah ada orang yang hendak membuat liang pembuanan sampah, ketika menggali, cangkulnya membentur batu, lalu bergeser beberapa langkah, cangkulnya malah mendapati tengkorak manusia, akhirnya orang tersebut menutup kembali dan menghindari tempat tersebut, kata penghuni asrama ini yang tidak mau disebut namanya.

Tak lebih dari seratus meter dari tempat itu, juga ada sebuah tempat yang konon dijadikan tempat eksekusi Aidit, lalu setelah itu, mayatnya dimasukkan kedalam sumur tua. Pekarangan tersebut adalah bagian dari bangunan tua yang kini digunakan sebagai BPD Jawa Tengah. "Jadi, setelah ditembak disana, mayatnya baru di lempar kedalam sumur tua itu", kata Ilham.

Mbah Jungukng, seorang mantan PNS menceritakan bahwa, Dulunya, pada tahun 1965, kantor BPD tersebut merupakan Sekolah Pendidikan Guru. Dan gedung sekolah tersebut sempat digunakan sebagai kamp tahanan. Para anggota dan simpatisan PKI ditangkap dan ditahan disana untuk kemudian di habisi. Ilham sendiri mengatakan bahwa, nalurinya yakin memang disinilah tempatnya. Putera Aidit tersebut juga berharap,  semoga mampu untuk memindahkan jenazah ayah tercintanya ketempat yang lebih layak, katanya pelan.

Naskah aseli:
Kuburan Rahasia Sumur Mati
Tempo, 1-7 Oktober 2007

3 komentar:

  1. Sejarah tidak untuk dilupakan

    BalasHapus
  2. Karena Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai para pahlawan pahlawannya.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]