google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Karir Aidit Berakhir Tragis


Pada tahun 1926, menurut arsitek pemberontakan di Jawa dan Sumatera, seluruh kekuatan sosialis komunis harus dapat dipersatukan. PKI tak boleh bergerak sendiri,untuk merebut kekuasaan. Namun sayang, akhirnya pemerintah Hindia Belanda saat itu melibas mereka.

Paham revolusiner Dipa NusantaraAidit, telah di ubah oleh Muso sebagai sebuah aksi. Mereka berdua pernah mencoba, mereka berdua juga telah gagal. Gairah dan semangat revolusi Aidit menjadi kian berkobar dan menyala, tatkala Muso kembali dari Rusia. Aidit sangat terkesan dengan gagasan Muso tentang "Jalan Baru Bagi Republik".

Rabu Pon, 18 Agustus 1948, Aidit muda yang masih berusia 25 tahun mendapat tugas mengkoordinasi seksi perburuhan partai. Padahal, ada lebih banyak anggota-anggota senior berpengalaman di atasnya. Aidit yang hanya lulusan sekolah dasar, mampu mendapatkan posisi strategis seperti itu, merupakan suatu kepercayaan dan kebanggaan tersendiri.

Proklamasi 17 Agustus 1945 dicela oleh Muso dan dianggap sebagai revolusi yang gagal. Kegagalan besar  kaum revolusioner, karena kepemimpinan nasional telah berada dipihak kaum proletar, buruh dan tani tetapi berada pada orang-orang borjuis yaitu, Soekarno-Hatta.  Bagi Aidit, sikap Muso ini mampu mendatangkan aksi, bukan sekedar ingin revolusi.

Sabtu Wage, 18 September 1948 dini hari, tepat sebulan setelah Aidit mendapat tugas mengkoordinasi seksi perburuhan partai, terdengar suara tiga kali letusan pistol memecah kesunyian kota Madiun-Jawa Timur. Kaum revolusioner bergerak, para buruh dan tani berpacu merebut kekuasaan pemerintah yang sah di sejumlah daerah. Muso mendirikan Soviet Republik Indonesia. PKI Muso saat itu telah berhasil menguasai dan mengibarkan bendera palu arit di Madiun, Cepu, Blora dan sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Presiden Soekarno meminta rakyat memilih dirinya atau Muso yang di anggap sebagai penghianat Republik Indonesia. Muso menuding Soekarno-Hatta sebagai kolaborator imperialis. Ini adalah proses terpenting dan genting bagi karir politik Aidit. Kaum revolusioner dilapangan yang bergerak berakhir gagal. Para pimpinan partai banyak yang ditangkap dan berakhir dengan hukuman mati di ujung senapan. Adalah Suripno, gerakan tersebut gagal akibat dari kurangnya dukungan rakyat dan Suripno yang merupakan salah seorang tokoh PKI tersebut menghembuskan nafas terakhirnya akibat peluru yang ditembakkan oleh tentara-tentara presiden Soekarno.

Kejadian tersebut terasa berat dan memilukan bagi Aidit. Muso yang dianggapnya sebagai seorang guru, tewas di tembak tentara Presiden Soekarno. Aidit sempat tertangkap di koya Yogyakarta, namun beruntung dapat lepas karena tidak di kenali. Dari Yogyakarta, Aidit pergi menuju Jakarta dan dikabarkan melarikan diri ke Beijing-China. Belakangan, setelah Aidit menjadi ketua Comite Central PKI, dia menyebut peristiwa tersebut sebagai KINDERSPEL (permainan anak-anak). Aidit pun menuding Mohammad hatta yang kala itu menjabat sebagai perdana menteri, sebagai biang keladi yang telah memprovokasi. Amerika Serikat dicurigai berada dibelakang penguasa untuk melawan komunisme.

Menurut buku karya Murad Aidit, disebutkan bahwa, kakaknya bersembunyi didaerah pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta Utara. Aidit menggunakan nama samaran ganda, selama dalam masa persembunyiannya. Aidit bergerak dalam kegelapan bersama teman-temannya yang tersisa.
Aidit berusaha memperbaiki citra PKI yang sudah buruk, meski Aidit masih setia pada ide dan gagasan Muso. Melalui media Bintang Merah, kembali Aidit menyebarkan paham-paham revolusioner dan anti imperialis. Dibawah tulisan-tulisannya, Aidit mencantumkan nama Alam Putra.


Akhirnya, Aidit berani mengambil alih kekuasaan para komunis-komunis tua seperti Alimin yang dinilai terlalu banyak melakukan kesalahan. Anggota Politbiro senior yang bernama tan Ling Djie di pecat, karena perbedaan pandangan politik. Dalam kongres PKI yang ke-V, PKI mendapatkan sambutan dan dukungan antusias dari aktivis-aktivis muda yang setia. Akhirnya, setahun setelah mengambil kekuasaan dari para komunis tua dan menjadi ketua Comite Central PKI, Aidit mampu mendongkrak partai yang anjlok menjadi partai besar hingga akhirnya, Aidit harus berakhir secara tragis di ujung senapan AK 47 buatan Kalashnikov asal Rusia.

Sumber naskah aseli: Karir Di PKI Berakhir Seperti Muso, TEMPO (1-7 Oktober 2007)

0 komentar:

Posting Komentar

Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]