google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

REVOLUSI INDONESIA DAN HUKUM-HUKUMNJA


Apa hukum-hukum Revolusi itu?...
Hukum-hukum Revolusi itu, kecuali garis-garis besar jang sudah kusebutkan, romantika, dinamika, dialektika, pada pokoknja adalah:

Pertama, Revolusi mesti punja kawan dan punja lawan, dan kekuatan-kekuatan Revolusi harus tahu siapa kawan dan siapa lawan; maka harus ditarik garis-pemisah jang terang dan harus diambil sikap jang tepat terhadap kawan dan terhadap lawan;

Kedua, Revolusi jang benar-benar Revolusi bukanlah “revolusi-istana” atau “revolusi pemimpin”, melainkan Revolusi Rakjat; oleh sebab itu, maka Revolusi tidak boleh “main atas” saja, tetapi harus didjalankan dari atas dan dari bawah;

Ketiga, Revolusi adalah simfoninja destruksi dan konstruksi, simfoninja penjebolan dan pembangunan, karena destruksi saja atau penjebolan saja tanpa konstruksi atau pembangunan adalah sama dengan anarchi, dan sebaliknja; konstruksi atau pembangunan saja tanpa destruksi atau penjebolan berarti kompromi atau reformisme;

Keempat, Revolusi selalu punja tahap-tahapnja; dalam hal Revolusi kita: tahap nasional-demokratis dan tahap Sosialis, tahap jang pertama meretas djalan buat jang kedua, tahap jang pertama harus dirampungkan dulu, tetapi sesudah rampung harus ditingkatkan kepada tahap jang kedua; — inilah jang dinamakan dialektiknja Revolusi;

Kelima, Revolusi harus punja Program jang ddjelas dan tepat, seperti dalam Manipol kita merumuskan dengan ddjelas dan tepat:
(A) Dasar/Tudjuan dan Kewajiban-kewajiban Revolusi Indonesia;
(B) Kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia;
(C) Sifat Revolusi Indonesia;
(D) Hari depan Revolusi Indonesia; dan
(E) Musuh-musuh Revolusi Indonesia.
Dan seluruh kebijaksanaan Revolusi harus setia kepada Program itu;

Keenam, Revolusi harus punja soko guru jang tepat dan punja pimpinan jang tepat, jang berpandangan jauh-kemuka, jang konsekwen, jang sanggup melaksanakan tugas-tugas Revolusi sampai pada achirnja, dan Revolusi juga harus punja kader-kadernja jang tepat pengertiannja dan tinggi semangatnja.

Sumber: “Tavip”, Amanat-tahunan, 1964.

1 komentar:

  1. Seorang Murid yang baik belajar dari keberhasilan gurunya dan kegagalan gurunya. Saatnya Rakyat Indonesia kembali mempelajari Soekarno dari keberhasilan dan kegagalannya. Suatu warisan untuk menggelorakan Revolusi Indonesia ke depan.
    Hidup dan Berjayalah Revolusi Sosialisme Indonesia!

    BalasHapus

Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]