Sambungan dari Karier Militer Untung Syamsuri 5
Sebagai Rezimen khusus, Tjakrabirawa diadakan sebagai satuan militer yang memiliki kualifikasi setara dengan kesatuan komando. Sangat sulit bagi prajurit ABRI untuk dapat lolos seleksi dan dapat bergabung dengan Tjakrabirawa. Dan hal ini telah diceritakan oleh Boengkoes, seorang komandan peleton berpangkat Sersan Mayor saat diwawancarai oleh Ben Anderson dan Arief Djati (Indonesia hal. 78, Oktober 2004).
Rezimen khusus Tjakrabirawa dibentuk berdasarkan prajurit yang berprestasi yang berhasil lolos seleksi dari serangkaian tes kualifikasi berat. Sangat ketat dan disiplin tinggi dalam tes ujian seleksi masuk menjadi anggota Tjakrabirawa ini dapat dilihat dari data bahwa, hanya 3 sampai 4 orang saja yang dapat lolos seleksi dari satu batalyon yang tergolong Raider atau Paratrooper atau Airborne yang mendapat undangan untuk dapat lolos seleksi.
Sebagai contoh, Letkol Untng Syamsuri yang bertindak sebagai pimpinan militer Gerakan 30 September. Dari mulai tahun 1964 hingga tahun 1965 bertugas di batalyon 454 Banteng Raiders yang memiliki kualifikasi Paratroop Airborne. Pada tahun 1961, Untung pernah memimpin satu kompi relawan dalam operasi Naga dalam pertempuran merebut Irian Barat, dibawah Komando Mandala, Mayor Jenderal Soeharto.
Atas jasanya dalam operasi Naga, Untung Syamsuri bersama LB Moerdani yang saat itu sebagai pimpinan kompi relawan lain, di anugerahi penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno. Dan akhirnya, pada Februari 1965, Letnan Kolonel Untung Syamsuri yang ketika itu menjadi Komandan Batalyon 454 Banteng Raiders, di promosikan untuk menjadi Komandan Batalyon I Tjakrabirawa.
Prestasi istimewa yang disandang Tjakrabirawa tidak serta merta menjadikan suatu kesatuan militer yang dapat melakukan kudeta . Kompi Tjakrabirawa dibawah pimpinan Lettu Doel Arief terpilih menjadi ujung tombak pasukan pasopati guna melacarkan aksi penculikan terhadap para jenderal, disebabkan kesatuan Tjakrabirawa ini berada langsung dibawah perintah presiden, bukan Markas Besar Angkatan Darat, sehingga saat operasi berjalan tidak akan menyebabkan kecurigaan dari para jenderal TNI-AD.
Letnan Kolonel Untung banyak memiliki peranan penting dalam pasukan Tjakrabirawa saat terlibat Gerakan 30 September 1965, karena Untung memiliki rekam jejak militer yang memungkinkannya untuk membangun jaringan militer dengan pasukan Angkatan Darat yang lainnya. Beberapa pasukan yang semakin memperkuat pasukan Tjakrabirawa yaitu batalyon 454, batalyon 530 dan Brigade I. Batalyon 454 dan Batalyon 530 juga di siapkan guna melakukan pengamanan di Istana presiden dan kantor RRI.
Bersambung, Karier Militer Untung Syamsuri 7
Karier Militer Untung Syamsuri 6
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]