Jalan Pajajaran Bandung, ketika
jaman dahulu masih bernama Burgemeester Coopweg 11 kedatangan seorang tamu
yaitu, Bung Karno.
Dalam kunjungan dan pertemuan
tersebut, Bung Karno yang kelak dikemudian hari menjadi salah satu proklamator
Indonesia tersebut mengajukan pertanyaan kepada sang tuan rumah, "Siapakah
gadis tercantik di Bandung ?".
Sang tuan rumah pun berusaha
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh bung Karno, "Siapa ya ?... Olek,
puteri ibu Dewi Sartika. Meta Sam Joedo, anak seorang dokter terkenal di
Bandung. Mieke, yang masih kerabat dokter Sam Joedo. Kenapa ?..... Ada apa mas
?..... Koq tanya-tanya soal gadis cantik ?.....".
"Ahhh... tidak apa-apa,
tanya-tanya kan tidak ada salahnya".
Waktu pun terus berjalan, hingga pada suatu hari setelah
lewat hari kemerdekaan Indonesia, bung Karno datang mengunjungi kembali, alamat
di Burgemeester Coopweg 11. Kali ini kedatangan bung Karno bersama dengan
Soeharto telah larut malam, sehingga membuat pemilik rumah menjadi heran.
Soeharto yang menemani kunjungan malam itu, adalah dokter pribadi PresidenSoekarno.
Meski kala itu Jepang sudah
menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu, namun masih banyak serdadu
Jepang yang berkeliaran dan membuat orang-orang ketakutan. Sebelum sang tuan
rumah membukakan pintu bagi tamu nya tersebut, terlebih dulu nyonya Rachim
menyuruh kedua anak nya, Rahmi dan Raharti untuk masuk ke dalam kamar.
"Melamar siapa ?..". kata
nyonya Rachim.
"Melamar Rachmi", kata bung Karno.
"Melamar Rachmi", kata bung Karno.
"Untuk siapa ?..."
"Untuk teman saya, Hatta"
Pada sebuah acara makan malam yang
diadakan di kediaman Mr. Sartono di Jatinegara, Jakarta. Adalah kali pertama
perjumpaan antara bung Hatta dengan Rachmi, pada pertengahan tahun 1943. Pada
acara tersebut, dihadiri pula oleh para aktivis politik, teman, sahabat dan
kenalan bung Karno. Saat itu, bung Karno telah mendirikan Partai NasionalIndonesia (PNI).
Saat itu, bung Karno baru saja bebas
dan kembali dari pengasingan nya di Bengkulu, setelah dibebaskan oleh
pemerintah Jepang. Pengacara dan kolega PNI yang bernama Sartono, memberi
kesempatan kepada mereka untuk mengucapkan selamat.
Bung Karno hadir bersama isterinya,
Inggit Garnasih. Disana hadir pula suami isteri, Rachim dan HSAA Rachim, yang
membawa serta kedua orang putri mereka yaitu, Rahmi dan Raharti. Saat itu, bung
Hatta juga ada dalam acara tersebut.
Dengan datangnya pinangan yang
dibawakan oleh bung Karno, membuat tuan rumah terkejut bukan main, karena dalam
benak nyonya Rachim, sosok Hatta bukanlah orang sembarangan. Hatta dan Soekarno
adalah proklamator yang menghantarkan Indonesia ke depan pintu gerbang
Kemerdekaan Indonesia.
Kemudian nyonya Rachim berkata,
"Mas Karno, mengenai masalah ini akan saya tanyakan kepada anak saya dulu.
Sekarang ia berusia 19 tahun, dan saya anggap sudah dewasa untuk menentukan
jalan hidupnya sendiri".
"Bung Karno, dia datang melamar
kamu".
"Melamar saya ?... Mahasiswa
sinting mana yang berani melamar saya?.."
"Dia bukan mahasiswa, dia orang
baik. Mohammad Hatta"
"Jangan mau Yuke, dia sudah tua",
celetuk Raharti dengan panggilan Yuke untuk Rahmi.
Hatta dilahirkan di Bukittinggi paa
12 Agustus 1902. Waktu itu, usia bung Hatta sudah berusia 43 tahun. Sungguh
bung Hatta sangat terlambat dalam urusan asmara, karena waktunya banyak
dihabiskan pada dunia politik, sdangkan Rahmi baru berusia 19 tahun.
Dalam keragu-raguan tersebut, Rahmi
pun diajak keluar untuk bertemu dengan bung Karno. Kemudian Rahmi berkata
kepada bung Karno, "Om saya merasa takut".
Soekarno pun menjawab, "Takut
apa?.."
"Saya ini bodoh, dia terlalu
pandai", jawab Rahmi.
"Ahh... tidak apa-apa, yang
jelas dia orang baik, pemimpin yang baik. Dia sahabat saya yang terbaik dan
kamu tidak akan kecewa. Karena Hatta adalah orang yang memiliki budi pekerti
luhur dan prinsip yang tegas", kata Soekarno meredakan keragu-raguan Rahmi.
Pada tahun 1920 an, Soekarno dan
Hatta sudah mulai mengenal. Mereka termasuk sesama aktivis pergerakan nasional
Indonesia. Mereka memiliki pribadi yang berbeda dan bertentangan, namun mereka tetap
berteman dan berkawan akrab.
Hatta menilai, Soekarno terlalu
antusias dan menggelegar dalam memberikan memprovokasi, menghasut dan mengagitasi
kepada massa dalam ber orasi, dan terlalu frontal menentang rezim kolonial
Hindia Belanda, tanpa menghiraukan edukasi.
Akhirnya, Rahmi pun menyetujui
pinangan yang dibawakan Soekarno demi Hatta tersebut. Akhirnya Rahmi dan Hatta
mengikat janji bersumpah setia melangsungkan akad pernikahan pada hari Minggu,
18 November 1945 disebuah villa milik Hatta, hadiah dari pemerintah Jepang di
Megamendung, Bogor dan Soekarno yang bertindak sebagai saksi dalam pernikahan
suci tersebut.
Dalam acara pernikahan tersebut,
Hatta tidak memberikan mahar mas kawin yang berupa uang, emas, ataupun intan berlian.
Bukan pula peralatan ibadah, akan tetapi dalam pernikahan tersebut, Hatta
memberikan sebuah buku berjudul "Alam Pikiran Yunani" sebagai mahar
perkawinannya. Pada awalnya, buku tersebut digunakan sebagai bahan dasar materi
khusus bung Hatta untuk memberikan edukasi kepada sesama tahanan politik ketika
masih di Digul dan Banda Neira.
Pada ahirnya kelak, pasangan Hatta-
Rahmi ini dikaruniai tiga orang puteri yaitu, Meutia farida Hatta, GemalaRabiah Hatta dan Halida Nuriah Hatta.
Sumber : Liputan 6
Alam Pikiran Yunani.pdf
Pribadinya Dalam Kenangan.pdfSumber : Liputan 6
Alam Pikiran Yunani.pdf
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Enggak bisa kebuka. Cuma ada pesan internet positif.
Hapusbagus gan tapi terpercaya gak itu infonya
BalasHapuskunjingin https://great-novel.blogspot.co.id ya
BalasHapus