google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Karier Militer Untung Syamsuri 3


Sambungan dari Karier Militer Untung Syamsuri 2

Mahkamah dalam persdangan tersebut berpendapat bahwa, Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno tesebut adalah informasi yang sumbernya berasal dari Sjam Kamaruzzaman dan Pono selaku utusan dari Ketua Comite Central Dipa Nusantara Aidit, yang terbukti kebenarannya.


Saat itu yang menjadi hakim ketua dalam Mahmilub tersebut adalah Letnan Kolonel Soedjono Wirjohatmojo SH dengan oditur militer Letnan Kolonel Iskandar SH serta panitera sidang Kapten Hamsil Rusli.

Minggu, 6 Maret 1966, Mahkamah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Untung Syamsuri karena dianggap bersalah telah melakukan makar, konspirasi jahat, pemberontakan bersenjata dan dengan sengaja menggerakkan orang lain untuk melakkan pembunuhan yang direncanakan. Dan tak lama setelah sidang Mahmilub di gelar, Untung Syamsuri dinyatakan meninggal setelah berhadapan depan regu tembak.

Makalah yang disusun Ben Anderson dan Ruth Mv Vevy yang disusun setelah terjadinya peristiwa berdarah G30S PKI menceritakan bahwa, kejaian terebut merupakan peristiwa dalam tubuh TNI Angkatan Darat terutama berkenaan dengan Komando Daerah Militer Dipoegoro. Itu adalah bagian awal yang belum lengkap.

Soebandio, selaku wakil perdana menteri/ Menteri Luar Negeri dan Kepala Pusat Intelejen, selama tiga dekade berada didalam penjara mencocokkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan versi makalah diatas. Meskipun terdapat tiga orang yang berhubungan erat untuk di korbankan yaitu, Soeharto, Untung dan Latief dan tiga orang setelahnya yaitu, Soeharto, Yoga Soegomo dan Ali Moertopo.


Dari orang- orang tersebut diatas, tampak jelas bahwa pelaku gerakan maupun pihak yang menghentikan gerakan, adalah berasal dari satuan Komando Militer yang sama, Kodam Diponegoro. Gerakan tersebut hanya tampil di Jakarta dan wilayah daerah Kodam Diponegoro (Semarang dan Yogyakarta) dan dapat dihentikan dalam hitungan hari saja. Kenapa Soeharto tidak termasuk orang-orang yang diculik ?..... Karena, Soeharto dan Latief adalah teman seperjuangan. Soeharto dan Latief pernah sama-sama bertempur dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Dan dikemudian hari, peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dijadikan hari bersejarah oleh rezim Orde Baru, Soeharto. Tepat pada malam 30 September 1965, di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta, Latief sengaja menemui Soeharto secara diam-diam. Beberapa hari sebelumnya, Latief bersama isterinya juga sempat mendatangi rumah Soeharto di Jalan Agus Salim. Selain berhubungan dekat dengan Latief, Soeharto pun juga memiliki hubungan dekat dengan Untung Syamsuri. Selain itu, antara Yoga Soegomo dan Ali Moertopo juga terbina hubungan yang sangat dekat tatkala mereka berada pada pihak Soeharto untuk menjadikan Soeharto, Komandan Teritorium IV dan kemudian menjadi Kodam Diponegoro.

Bersambung,  Karier Militer Untung Syamsuri 4

0 komentar:

Posting Komentar

Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]