google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Karier Militer Untung Syamsuri 2


Sambungan dari Karier Militer Untung Syamsuri 1

Bagi Rudhito, keempat orang tersebut ingin agar dirinya turut serta melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh Dewan Jenderal. Mereka berani mengajak, karena merasa menjadi Ketua Umum Ormas Central Comando Pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerombolan Jenderal tersebut hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno, seperti yang digunakan oleh negara-negara lain. Mereka ingin menggulingkan Soekarno dan mengambil alih kekuasaan. Mirip seperti matinya Shigman Ree, presiden Republik Korea Selatan.


Rudhito pun menceritakan, bahwa Presiden Soekarno akan dibuat seolah-olah hilang seperti pemimpin Vietnam Selatan, presiden Bhao. "Kalau masih belum bisa, maka Presiden Soekarno akan di kudeta seperti Jenderal Bomedienne terhadap presiden Aljazair, Ahmad Ben Bella ".

Dalam rekaman tersebut juga berisi percakapan tentang siapa dan bagaimana nanti yang akan menduduki kabinet setelah kudeta selesai dilaksanakan. Disebutkan, ada nama Jenderal Abdul Haris Nasution sebagai calon perdana menteri, Letjen A. Yani sebagai wakil perdana menteri I sekaligus merangkap menteri pertahanan dan keamanan, Ruslan Abdul Gani sebagai wakil perdana menteri II sekaligus merangkap menteri penerangan dan Mayjen Jenderal S. Parman sebagai menteri jaksa agung dan masih banyak lagi nama-nama yang disebutkan dalam rekaman tersebut. Dan Rudhito juga mengatakan bahwa, yang menyebutkan daftar susunan kabinet tersebut adalah almarhum Jenderal S. Parman.

Menurut keterangan Rudhito, bukti adanya dokumen-dokumen penting Dewan Jenderal tersebut sebagian besar berada ditangan Brigadir Jederal Supardjo. Dan dokumen tersebut sudah disampaikan secara langsung kepada Presiden Soekarno, Komando Operasi Tertinggi Retuling Aparatur Revolusi dan Departemen Kejaksaan Agung.

Dokumen-dokumen yang berada pada Supardjo tersebut sesungguhnya ada aliran dana yang sumbernya berasal dari luar negeri yang ditujukan kepada anggota Jenderal yang masih aktif bertugas. "Kalau tak salah, masalah itu telah di pidatokan oleh Presiden Soekarno, tentang uang seratus limapuluh juta rupiah, yang merupakan dana pensiun bagi masing-masing Dewan Jendral yang masih aktif", ujar Rudhito.

Namun sayangnya, dalam persidangan Mahkamah Militer Luar Biasa tersebut, Rudhito tidak dapat menunjukkan keberadaan bukti rekaman tersebut. Sehingga, kesaksian Rudhito yang tanpa diperkuat alat bukti tersebut dianggap tidak memiliki kekuatan bukti sama sekali. Selain itu, dalam persidangan Rudhito dianggap memberikan keterangan yang tidak benar. Karena pada Mahmilub tersebut ada suatu bukti bahwa, pada hari Selasa-Legi tanggal 21 September 1965, rapat yang diadakan Dewan Jenderal tersebut hanyalah suatu Comander`s Call yaitu, Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat.

Bersambung,  Karier Militer Untung Syamsuri 3

0 komentar:

Posting Komentar

Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]