google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Masa Kecil Dipa Nusantara Aidit


Aidit yang berasal dari keluarga terhormat di Belitung, telah memiliki bibit-bibit komunisme yang tumbuh dalam pribadinya,  tatkala menyaksikan keadaan para buruh kecil disebuah perusahaan tambang timah didaerahnya. Achmad Aidit yang dilahirkan pada hari Senin Pahing, 30Juli 1923 di Jalan Belantu No. 3, Pangkallalang-Belitung.

Ayahnya, yang bernama AbdullahAidit, adalah seorang mantri kehutanan, jabatan yang cukup terpandang di Belitung pada saat itu. Ibunya yang bernama Mailan, lahir dari keluarga ningrat. Ayah mailan adalah Ki Agus Haji Abdul Rachman. Ayah Mailan adalah seorang tuan tanah yang kaya raya. Orang-orang Belitung menyebut luas tanah keluarga ini dengan ujung jari, sejauh jari menunjuk itulah tanah mereka. Dan Abdullah Aidit adalah anak Haji Ismail, seorang pengusaha ikan yang cukup berhasil. Mereka memiliki tempat penangkapan ikan dilaut, dan pemasok ikan terbesar dipasaran.

Sisi Lain Dipa Nusantara


Sebagian dari bangsa Indonesia mengenang pria itu dengan kebencian dan rasa kagum. Dipa Nusantara Aidit seorang pimpinan PKI (Partai Komunis Indonesia) ketika itu, usianya yang masih muda, 31 tahun. Dia cuma membutuhkan waktu setahun guna melejitkan nama Partai Komunis Indonesia ke dalam kategori 4 partai terbesar di Indonesia, saat itu. PKI mengklaim secara tegas, memiliki 3,5 juta pendukung dan menjadi partai komunis terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina.

Peran Aidit dan G30S

Setahun sekali, setiap tanggal 30 September, bangsa Indonesia akan selalu mengingat PKI (Partai Komunis Indonesia). PKI dimasa lalu, dianggap bersalah dan tumbang dalam tragedi berdarah 30 September 1965. Pucuk pimpinan PKI Dipa Nusantara Aidit menghadapi dilema yang tidak mudah.

Aidit menjadi ketua umum sejak tahun 1951. 3 tahun setelah pemberontakan Madiun, Aidit berhasil mengkoslidasi partai yang  sedang  terpuruk itu dengan prestasi yang fantastis.  PKI mendapat posisi ke-4 dalam Pemilu 1955 dengan perolehan suara 6,1 jua pemilih atau 16,4% suara. Dua tahun kemudian, diadakan pemilu daerah, jumlah suara PKI meningkat hampir 40%. PKI dan mendapat suara mayorias di beberapa daerah.

PKI adalah partai komunis terbesar didunia, setelah partai komunis Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Anggota PKI mengklaim berjumlah 3,5 juta jiwa, meningkat hebat dari yang tadinya hanya berjumlah 4000-an jiwa.

Namun, jika hanya mengharap "REVOLUSI" melalui jalan Pemilu tentu tidak akan dapat mewujudkan  harapan PKI, tahap penting untuk mencapai masyarakat tanpa kelas seperti ajaran dan cita-cita Karl Marx dan Lenin. Dikarenakan, saat itu presiden Soekarno dengan Demokrasi Terpimpin-nya tidak membuka pintu. Dan bagi sebagian petinggi PKI, hal itu dianggap bukan hal jitu, karena PKI tak pernah menang.

Pena Soekarno


Pada tahun 1920-an, saat usia Soekarno masih belasan tahun, Soekarno sudah berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Soekarno menerbitkan karya tulisannya melalui media massa Sarekat Islam, Oetoesan Hindia. pada waktu itu, beliau menggunakan nama pena dari tokoh wayang yang bernama Bima.

Pada koran tersebut, Soekarno menuliskan artikel dan opini yang berjumlah sekitar 500-an. Karya tulisan Soekarno sangatlah tajam dan memojokkan kaum imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme waktu itu.
"...hantjoeurkan segera kapitalisme jang dibantu budaknja imperialisme dan kolonialism.
Dengan kekoeatan Islam, Insja Allah, itu segera dilaksanakan", itulah salah satu tulisan Soekarno.