FOTO LANGKA Tentara Belanda Meninggalkan Yogyakarta

Soekarno. Pada tanggal 25 Juni 1949, rombongan pasukan Belanda pertama telah meninggalkan daerah Yogyakarta. Gelombang pertama adalah pasukan-pasukan yang berkedudukan di Wonosari, bagian Yogya sebelah timur. Para pasukan tersebut diangkut dengan menggunakan truk-truk dengan kawalan bren carrier seperti yang nampak disini.
Pemberangkatan tentara belanda dari Wonosari ini disaksikan oleh kolonel Van Langen, seorang komandan tentara Belanda yang ada di Jogja dan opsir-opsir dari UNCI atau United Nations Commisioner for Indonesia (PBB). Tidak ada satupun insiden yang terjadi pada hari itu.




Komandan Wehrkreise III Jogja, Letnan Kolonel Soeharto memberikan laporan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Ndoro Djatun), selaku koordinator keamanan dalam negeri, bahwa tentara Belanda sudah mengosongkan kota dan TNI siap memasuki kota Yogyakarta. Tentara Belanda yang terakhir keluar dari Jogja,  pada tanggal 29 Juni 1949 pada pagi hari.


Sri Sultan Hamengkubuwono IX, wakil kepala polisi negara Sumarto sedang bersiap-siap mengurus kembalinya TNI ke kota Yogjakarta. Sebelum TNI memasuki kota Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono ke sembilan masih tampak terlibat lagi dalam pembicaraan yang serius dengan opsir komisi PBB atau UNCI yaitu United Nations Commisioner for Indonesia.


TNI mulai memasuki kota Yogyakarta, dari seluruh penjuru. Kegembiraan terpancar dari wajah-wajah mereka. namun meskipun demikian, mereka mendapat perintah untuk tetap bersikap waspada dan tidak boleh lengah jika sewaktu-waktu terjadi serangan yang tidak dapat di elakkan.


Letnan kolonel Soeharto, sambil beristirahat memperhatikan pasukan-pasukan yang sedang bergerak memasuki kota Yogyakarta.

Sunyi dan ngeri keadaan jalanan di seluruh penjuru kota Yogyakarta, pada 29 Juni 1949 itu. Tentara Belanda bersiap mengundurkan diri dari kota. Tidak ada seorang penduduk yang diperbolehkan untuk keluar rumah. Larangan ini berlaku 24 jam lamanya, untuk mencegah timbulnya kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.


Tentara Belanda yang saat itu bersiap-siap hendak meninggalkan kota Yogyakarta, terkonsentrasi berkumpul ditengah kota, disekitaran tugu. Dalam hati mereka juga gembira, karena merasa lepas dari suatu tugas berat yang penuh resiko, yang mereka sendiri tidak tahu apa tujuannya.


Mereka adalah anggota TNI Wehrkreise III  yang sedang memasuki kota. Setiap tentara Belanda mundur 100 langkah, merekapun akan maju 100 langkah pula. Begitulah instruksi-instruksi yang harus mereka patuhi.


Pasukan-pasukan polisi dan tentara, dibawah pimpinan Letnan Mas Subagyo dan Norman telah berhasil memasuki koya Yogyakarta dari arah selatan. Aneka ragam pakaian dan senjatanya, tetapi satu jua tekad mereka.


Pasukan-pasukan Polisi yang baru saja datang dari luar Yogyakarta. Pak Sumarto, wakil kepala kepolisian negara memberi hormat dalam suatu apel konsolidasi.


Tidak diketahui, rombongan ini pasukan TNI dari angkatan mana. Yang pasti, mereka adalah pahlawan-pahlawan pembela Republik, yang baru saja tiba ke kota yogyakarta dari daerah gerilyanya masing-masing. Rakyat menyambutnya disepanjang jalan Malioboro Yogyakarta.


Djokjakarta menjadi termasyur oleh karena jiwa- kemerdekaannya. Hidupkanlah terus jiwa- kemerdekaan itu.
-Soekarno-

Sumber: Album perjuangan kemerdekaan 1945-1950 (Koleksi Pribadi).