Seorang nelayan yang telah uzur, selama 23 hari ia tempuh dari kampungnya, dengan berjalan kaki menuju Istana Merdeka. Belum sempat ditanya soal kedatangannya, ia langsung bersujud dan mencium kaki Soekarno. Ternyata memang itulah tujuannya kesana.
Ia menyatakan, dirinya sudah berjanji, sebelum mati akan melihat wajah presidennya dan menunjukkan kecintaan serta kesetiaan kepadanya. Mengharukan, dia sama sekali tidak pernah melihat Sang Presiden yang diserukan semua orang itu. Walaupun melalui Televisi yang ia-pun tidak punya.
Soekarno, Manusia yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad.
Selama rezim Orde baru, cerita ini tidak banyak orang yang tahu, kisahnya selalu di kubur dalam-dalam dan di tutup-tutupi.
Semoga kita benar-benar menjadi bangsa yang besar, bangsa yang menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Aku bersemboyan, Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia.
[Pidato HUT Proklamasi, 1964_Soekarno]